Puisi Makmur HM

KODOK

Ada kodok. Melompat dari tulang kering mayat kenangan yang bergelimpangan di tepian sungai mataku ke lembah lenguhmu. Kungkong kungkong.

Kaki kodok terkilir. Aku menyilangkan bibir. Kodok mengeluarkan lendir. Celana dalammu basah. Kau menggigil. Kungkong kungkong.

Kodok tidur pulas di lebat rumput jembut teduhmu. Aku kembali menetas di hatimu. Dari janin jadi ninja. Jadi malapetaka. Kau gelagapan menelan shuriken yang kulemparkan. Kungkong kungkong.

Kodok mabuk. Dikeluarkannya jurus seribu bayangan. Kakinya melayang. Bergoyang. Dadaku bertabuh. Dadamu gaduh. Aduh, aduh, aduh! Kodok jatuh. Kungkong kungkong.

Kodok ngumpet. Sudah jam 12 siang. Anak-anak sekolah sudah pulang. Langsung ke dapur cari makanan. Nyalakan tivi tonton hiburan. Malah channel berita yang tertekan. Kodok ketahuan. Kungkong kungkong.

Wajah kodok mendadak pucat. Seperti kulit pengangguran yang baru saja dipecat. Aku terperanjat. Jantungku mencelat. Kau loncat-loncat. Kebingungan. Kungkong kungkong.

Kodok cuma diam. Aku terlanjur menonton anak-anak dari dalam tivi. Ibunya mungkin sedang menyiram bunga di matanya sendiri. Kungkong kungkong.

Kemarau telah tiba. Kodok mati. Aku memahat patung sendiri. Kau tak mengerti apa yang sedang terjadi. Sama seperti siapapun yang membaca puisi ini. Kungkong kungkong.

Pekanbaru, 7 Agustus 2015


Makmur HM. Puisi-puisinya pernah singgah di beberapa media cetak dan online serta tergabung dalam beberapa antologi bersama: Poetry Poetry from 120 Indonesian Poets-Diverse (Shell, 2012), Poetry Poetry from 120 Indonesian Poets-Flows into the Sink into the Gutter (Shell, 2012), Ayat-ayat Ramadhan (AGP, 2012), 100 Hati Berbagi Kasih (SahabatKata, 2012), Seikat Darah Ukhwah dalam MAe Kematianku (Penerbit E-Book, 2012), Cartoon Maniac & Puisi Kenangan (2012), Negeri Sembilan Matahari (Sastra Welang Pustaka, 2012), Langit Terbakar Saat Anak-anak Itu Lapar (Sastra Welang Pustaka, 2012) dan Sepotong Rindu dalam Sarung (Shell, 2012). Antologi puisi tunggal pertamanya bertajuk Aku Puisi: Puisi-puisi dari Robekan Kertas (Shell, 2012), kemudian disusul dengan Dwilogi Puisimini "Kata Kata" Episode 1 dan Episode 2 (AGP, 2012). Buku puisi terbarunya ia beri nama Algea (Garudhawaca, 2015).


1 Response to "Puisi Makmur HM"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2