Orang Gila itu Tertawa

ilustrasi
Sore tadi, Minggu (27/12/2015) saya menyempatkan mampir di warung, di simpang yang tak jauh dari rumah saya. Sambil makan gorengan, saya menunggu mie goreng yang saya pesan. Maklum, hujan dan perut saya lapar. Ingin langsung pulang, di rumah tak ada makanan. Istri dan anak saya sedang ke rumah mertua.

Sekitar 5 meter di kiri saya. Seorang pria duduk sendiri, juga sedang makan gorengan dengan sebatang rokok terselip di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. Di bawah bangku tempat ia duduk, ada seonggok goni/karung, saya tak tahu apa isi di dalam karung itu. Pria itu memakai celana pendek warna hitam agak kusam dan pudar. Sementara, bajunya yang berwarna biru ia selempangkan di bahu kanannya.

Perawakannya kurus dengan jenggot tipis serta rambut ikal tak beraturan membuat ia terlihat seperti orang 'gila'. Entah apa yang ia pikirkan. Usai menyantap gorengan, sambil menghisap sebatang rokok ia terlihat seperti berbicara. Entah dengan siapa ia berbicara, sesekali ia tertawa, lalu tersenyum.

Melihat tingkahnya, saya berpikir bahwa ia memang orang gila. Karena ciri-cirinya itu memang mengarah kepada ciri orang gila pada umumnya. Memang tidak pantas rasanya menghakimi orang sebelum tau siapa sebenarnya orang itu. Tapi memang begitu adanya. Mudah-mudahan pikiran saya salah.

Kalau ia memang gila sesuai dengan pikiran saya, sungguh ironi. Ia tidak mengganggu orang di sekelilingnya, tidak pula ia memakan hak orang lain. Coba kita sesekali perhatikan, orang-orang yang tidak sehat akalnya itu selalu berusaha sendiri, mengorek sisa makanan untuk ia makan. Lalu bandingkan, dengan orang-orang yang mengganggu, berpakaian rapi tapi menjadi sampah. Memakan hak orang lain, menindas orang lain lalu tertawa, demi kepentingan sendiri dan kelompoknya. Entahlah, entah mana yang gila sebenarnya.**

1 Response to "Orang Gila itu Tertawa"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2