Tiga Sajak Delvi Adri

Pada Malam Berhujan

pernah kita mengendap dalam lamun
pada malam, tempias hujan berlarian mengejar
dan gelegar petir sahut-bersahut menghentak kita

sepasang kelekatu kuyup bergelayut di bawah lampu-lampu
aku tersenyum: sahabat atau kekasihkah mereka?
lalu, sebutir hujan yang jatuh di kelopak matamu bercerita:
malam begitu akrab bagiku bersamamu, menghidu kuntum
cinta dobrak dadaku.

pun gemericik hujan bimbang pada kedalaman hati
seperti waktu yang berdetak berkata: akankah kau sahabat merupa kekasihku?

                      22 Oktober 2011
                     

Estapet
(tentang kata yang tertatah)

masihkah kita (ber)diam
menatap aksara-aksara membatu,
terkatung di lautan sajak-sajak usang?

masihkah kita (ber)diam
menatap aksara-aksara tersakat,
di arus-arus imaji?

mengalirlah!
seperti air basahi pesing comberan
menguaplah!
kala hari menjilat-jilat bumi

berhentilah diam

                       2011, Oktober


Iblis

sunguh malam penuh rayuan Iblis
ribuan berhala bertengger tiap ubun-ubun
bahu memikul-mikul gelap sepanjang malam
sang Dewa telah lama terkubur
busuk bersama sepi malam
dan Iblis hanyut dalam pesta-pora

                       September, 2011

1 Response to " Tiga Sajak Delvi Adri"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2