Pohon Sialang dan Tradisi Adat Kampar Kiri

Batang (Pohon) Sialang merupakan rumah bagi jutaan lebah bersarang yang menghasilkan madu yang bermanfaat bagi kesehatan manusia, karena madu juga punya harga jual yang tinggi di pasaran. Oleh sebab itu, leluhur kita merumuskan sebuah kebijakan dan aturan adat menjaga Batang Sialang.

Memelihara dan melindungi Batang Sialang juga merupakan budaya dan kearifan lokal masyarakat adat kampar yang turun temurun masih lestari hingga sekarang, tak terkecuali Batang Sialang yang ada di dalam kawasan hutan tanaman industri yang dikelola oleh perusahaan.

Perusahaan juga mesti menghormati kearifan lokal termasuk menjaga kelestarian Batang Sialang, salah satu Batang Sialang yang ada dalam perusahaan PT Perawang Sukses Perkasa Industri (PSPI) di Kecamatan Gunung Sahilan. Seperti yang ada di Gunung Sahilan itu Batang Sialang yang menjulang tinggi masih terjaga hingga saat ini.

Menurut salah seorang Warga, Udiono batang Sialang ini tetap terjaga dan 20 meter sekitar batang tetap tak disentuh dan ditanami.

"Kita tetap menjaga dan tak mengganggu Batang Sialang yang ada dalam konsesi, ini sebagai komitmen kita pada budaya dan tradisi masyarakat tempatan. Ketika masyarakat adat hendak memanen madu lebah dari pohon ini selalu berkordinasi dangan kita," sebutnya.

Kata dia, Batang Sialang ini tidak selalu dihinggapi lebah-lebah, dari pengakuan pihak perusahaan lebah-lebah akan datang bersarang jika pohon akasia disekitar Batang Sialang sedang berbunga maka lebah-lebah akan datang dan hinggap dan bersarang di pohon itu.

"Kami komit pada pelestarian Batang Sialang sebagai penghormatan pada adat istiadat kampar, di dalam kawasan perusahaan kita, ada sekitar hampir 40 Batang Sialang yang tetap kita jaga,ujarnya.

Ditempat terpisah, Datuk Manghudun sebagai Dubalang Lembaga Adat Kampar mengaku bahwa keberadaan Batang Sialang ini sudah banyak yang telah terusik aktifitas perkebunan, baik perkebunan masyarakat apalagi oleh perusahaan.

"Kita prihatin dengan kondisi kelestarian Batang Sialang di Kabupaten Kampar, ada sanksi adat bagi yang merusak Batang Sialang, yaitu berupa denda, bentuk dendanya ditentukan oleh musyawarah pemuka adat di kampung setempat."Terangnya.

Datuk Manghudun menambahkan, Kualitas Madu yang dihasilkan lebah sialang salah satu yang terbaik, yang pernah ada, pada Batang sialang juga terkandung, ciri khas, jati diri, kehormatan dan sebagai ikon pariwisata Kabupaten Kampar. Memeliharang tidak sekedar menjaga sebatang kayu.**


Sumber: Net

1 Response to " Pohon Sialang dan Tradisi Adat Kampar Kiri"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2